MENU BLOG

Kamis, 27 Oktober 2011

Rain at the midnight [part 3]

Sebentar lagi Ujian Nasional.
Aku harus fokus.
Untung saja masalah Wisma tidak lagi aku pikirkan.
Kejadian itu sudah berlalu sekitar 2 bulanan.

Malam ini sepertinya cuaca kurang baik.
Aku melihat keluar jendela.
Awan hitam menutupi indahnya bulan dan bintang.

Aku tiduran dikamar sambil membaca novel.

Sekitar setengah jam lebih aku melirik ke arah jam dinding dikamar ku.

"Setengah 12." gumamku pelan

Sesekali terdengar suara petir dan kilat menyambar membuatku kaget.
Hujan pun mulai turun. Deras.

Drrrrtt.. Drrrrtt..

Handphone ku bergetar.
1 pesan masuk.
Aku segera membuka pesan itu.
Dan betapa kagetnya aku saat membaca pesan itu.

Wisma, itu sms darinya.

`aku mau ketemu kamu, sekarang.`

sms itu tidak ku hiraukan.
Tapi hatiku gelisah.

Tak lama kemudian handphone ku berbunyi lagi.

`aku diluar.`

aku tersentak membaca pesan darinya.
Hujan deras diluar disertai bunyi petir dan kilat membuatku khawatir.
Aku membalas pesannya.

`diluar?`

`iya, didepan rumahmu.`

`ngapain kamu? pulang sana.`

`aku gak mau pulang sebelum ketemu sama kamu.`

`gila kamu! Aku gak akan nemuin kamu.`

`aku tetep nungguin kamu sampai kamu mau nemuin aku.`

air mataku menetes lagi karna Wisma.
Ku lihat keluar jendela, Wisma berdiri tepat didepan pagar rumahku.
Hujan deras yang mengguyur tubuhnya tidak membuatnya menyerah untuk menungguku.

Aku tidak mungkin keluar tengah malam seperti ini. Saat hujan dan petir mengguyur kota ku.
Aku memutar otakku agar dia segera menyerah dan pulang.
Aku kasihan.

Ku telfon dia.

"heh, buruan pulang! Ngapain sih kamu gitu? Kayak orang gila!"

"biarin. Emang aku gila."

"mau sampai kapan kamu didepan sana?"

"sampai kamu keluar."

"kamu nungguin aku? Percuma! Aku udah punya pacar."

sejenak suasana menjadi hening.
Sepertinya dia mulai mencerna perkataanku barusan.

"aku gak nungguin kamu. Aku mau pulang."

"ya udah. Buruan pulang."

aku menutup telfon ku. Masih tetap menatapnya dari jendela kamarku.

Dia berjalan perlahan menjauh dari rumahku.
Langkahnya pelan, sangat pelan.

Maaf, Wisma, aku harus membohongimu.
Aku tidak punya pacar. Aku hanya ingin kau pergi.
Malam ini hujan sangat deras, aku takut kalau kamu sakit.

Setelah dia pergi. Hujan pun berhenti.
Aku mulai tenang.

Beberapa saat kemudian, handphone ku berbunyi kembali.

`aku pergi ke tempat biasa. Aku mau liat bintang.`

aku menangis lagi.
Aku tau kamu benar-benar sayang sama aku.
Tapi sepertinya kita tidak akan pernah bisa bersama lagi.
Iman kita yang menghalangi.

- - - - - - -

Hiduplah bersama duniamu.
Aku disini hidup bersama duniaku.
Sesekali mengenang dan mengingatmu adalah hal terindah dalam hidupku.

to be continued...

4 komentar:

  1. Ndy , ending ceritamu sedih sedih mulu :3 , hehehehehe

    kirain bakal dilanjutin, sampai disini aja ya ?

    BalasHapus
  2. heheh, emang dasarnya lagi galau, kalo nulis juga sad ending,, -,-

    iya mbak,, sampai disini saja,, rada aneh yaa??

    BalasHapus
  3. agak ngegantung kalau menurut saya :) bagusnya dilanjut :)

    BalasHapus
  4. Dilanjutin? Huahaha, binguung, ni pengalaman pribadi sih mbak, ga ada happy endingnya, wkwk -.-

    BalasHapus

Abis blogwalking? Jangan lupa ninggalin jejak disini. Mari berbagi opini dan ilmu di comment box.
Semoga bermanfaat bagi yang membaca~ Salam kenal yaa :D