Nekat *part 1*

Nekat *part 1*
Ini pengalaman pertama gue yang paling ekstrim.
Sumpah, ini bener-bener buat gue deg-deg'an.
Gue pikir ini bakal menyenangkan.
Memang menyenangkan, tapi ada sesuatu yang buat gue ngerasa kalo ini di lanjutkan malah bakal jadi cerita yang bikin gue merinding.
Mmm oke, mungkin ini sedikit lebay. Tapi waktu itu yang ada di pikiran gue cuma adegan dalam film "KERAMAT".

Gue yakin sebagian besar dari lo semua udah pernah nonton tu film.
Film itu di angkat dari kisah yang menurut gosip mmm nyata.
Jadi film itu nyeritain tentang meletusnya gunung merapi, kalo ga salah kejadiannya tahun 2006 silam. Dan setelah kejadian itu di temukan sebuah kamera yang tertimbun reruntuhan batu saat terjadi gempa dan merapi memuntahkan lahar panasnya.

Sumpah, waktu gue nulis ini, perasaan gue ga enak, gue ngerasa ada yang beda.
Tapi gue tetep positif thinking, cerita gue ini bakal tetep di lanjutin.

Jadi kejadiannya gini:
kemarin malam (7 Oktober 2011) sekitar pukul 19.30 WIB, kami para anggota aktivis di kampus akan mengikuti rapat "Rencana Kerja Tahunan" bersama Dekan, Dosen, dan aktivis lainnya di sebuah villa, tempatnya di Bandungan.
Bandungan itu letaknya deket gunung, gue ga ngerti gimana cara deskripsiinnya, tapi menurut gue, bandungan itu sama aja kayak Puncak.
Yaah, lo bisa bayangin sendiri lah gimana medan area yang harus di tempuh selama perjalanan.

Malam itu kami berenam benar-benar nekat untuk berangkat.
Gue, rima, gita, debi, desi, dan febri, kami semua cewek.
Sebenarnya rombongan yang lain sudah berangkat kemarin siang ba'da dzuhur, tapi karena di antara kami masih ada yang kuliah hingga pukul 18.00 WIB, akhirnya kami memutuskan untuk menyusul rombongan itu.
Kami benar-benar nekat. Entah apa yang kami pikirkan saat itu. Kami hanya ingin bertanggung jawab atas RKT yang telah kami buat.

Perjalanan dari Semarang - Bandungan benar-benar menegangkan.
Bayangkan saja, kami berenam cewek semua, di samping itu kami mengendarai sepeda motor.
Ini GILA! Gue ga habis pikir kenapa kami bisa nekat seperti ini.

Di tengah perjalanan kami berhenti sejenak untuk makan dan mengisi bensin.
Perjalanan di lanjutkan lagi.
Saat berada di Bandungan, suasana malam benar-benar mencekam. Suhu yang dingin dan gelap membuat kami sedikit panik.
Kami membawa 3 motor, rima + debi, gue + desi, dan febri + gita.
Debi dan rima yang memimpin jalan, gue sama desi di tengah, lalu febri dan gita dibelakang kami.
Kami benar-benar berjalan sangat pelan.
Takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.

Sepanjang perjalanan, gue selalu ngobrol sama desi.
Gue parno banget. Sumpah, parno abiss.

Tiba-tiba si desi nanya sama gue,
"ndi, lo nyium bau bunga ga?"

saat itu emang keadaan sekeliling gelap banget, gue juga ga berani liat kanan kiri. Dan secara ga sengaja gue juga nyium aroma bunga.
Gue diem karna gue pikir paling itu bunga yang ada di pinggir jalan. Eh, ini malah si desi nanyain.

"iya, tadi gue juga sempet nyium aroma bunga."

"itu bunga melati ya? Sukur deh lo juga nyium, gue pikir cuma gue yang nyium aromanya."
gue sempet diem, gue bingung mau jawab apa.
Gue ga mau negatif thinking duluan, tapi perasaan gue tiba-tiba berubah.

"mmm, paling orang jualan bunga, des. Udah woles aja."

gue ga mau buat suasana tiba-tiba jadi tambah serem. Gue ajak si desi ngobrol ga jelas, pokoknya ga boleh hening. Di situ gue takut banget. Sumpah, gue ga bohong.

Dan akhirnya sampai juga kami di villa yang telah di tentukan sekitar pukul 21.30 WIB.
Sempat nyasar juga sih. Tapi no problem laah.

Kami hanya butuh waktu setengah jam untuk istirahat. Kemudian giliran kami maju menjelaskan RKT yang telah kami susun.

Malam itu cukup menenangkan hati.
Tepat tengah malam, kami semua melaksanakan acara Api Unggun. Di situ gue have fun, meskipun suhu nya sangat dingin dan kantuk yang menyerang sudah akut, tapi kami semua tetap senang dengan kebersamaan ini.

. . . . . .
Bersambung