MENU BLOG

Minggu, 09 Desember 2012

Diary 8 hari

13 Februari 2012
Dear Diary,
Aku mulai mengisi kekosonganmu kembali. Membuatnya penuh goresan-goresan hatiku. Sebenarnya aku enggan membukamu kembali, tapi entah mengapa, hari ini aku sangat ingin membukanya. Aku lelah berpura-pura menjadi orang lain, aku lelah menjadi orang yang sabar.
Penyakitku ini mungkin akan segera membunuhku. Jadi, aku harus meninggalkan sedikit jejak disini. Sehingga semua orang yang menyayangiku tidak bersedih karna kepergianku.

Ini sangat kekanak-kanakan, tapi inilah yang ku suka selain mawar hitam yang belum pernah kutemukan.
Dan hari ini juga mereka membuatku terlihat tolol saat aku mengatakan bahwa aku menginginkan setangkai Mawar Hitam. Mereka menertawakanku, tertawa sangat keras. Aku ingin menangis sekencangnya. Tapi aku hanya bisa tersenyum dan mengatakan terima kasih.
Aku menutupi kebodohanku lagi.

14 Februari 2012
Dear Diary,
Happy Valentine Days. . ..
Aku suka saat hatiku berdebar karna candanya, tapi aku benci saat hatiku terasing karna sikapnya.
Aku suka saat dia menggenggam tanganku, menenangkan kepanikanku, mengusir semua penat. Tapi aku benci saat hujan menangisi kebodohanku.
Sudah 2 tahun aku menyukai orang yang bahkan tak pernah mengerti tentang apa yang aku rasakan padanya.
Orang itu sangat dekat, dekat sekali, dia disini, tepat didalam hati ini.
Terasa sakit saat melihatnya harus berjalan dengan orang yang lebih baik dariku.
Apa aku harus terus menerus seperti ini?
Aku ingin dia tahu bahwa aku menyukainya, bahkan aku mencintainya.
Aku sangat sangat sangat ingin dia tahu.

15 Februari 2012
Dear Diary,
Entah sampai kapan aku masih bisa bertahan menutupi penyakitku ini. Obat yang ada pun tak dapat mengurangi rasa sakitku.
Seandainya ayah dan ibu ada disisiku saat ini, mungkin aku akan sangat bahagia.
Tapi aku tidak pernah menyesal telah mengidap penyakit ini selama setahun lamanya. Iya, setahun. Ia sahabat terbaikku. Tanpanya mungkin aku tidak akan segera bertemu dengan kedua orangtuaku disurga.
Dan dia, laki-laki itu. Dia benar-benar sudah membuatku jatuh kedalam lembah yang begitu dalam. Terlalu dalam sehingga dia tidak tahu apa yang sebenarnya aku rasakan. Sakit, sangat sakit saat aku melihatnya menjauhkan langkah kakinya dariku.
Bahagia, begitu saja tercipta saat kulihat wajahnya yang tenang. Dia membuatku terlihat tolol.

16 Februari 2012
Dear Diary,
Aku tau ini akhir dari perjalananku. Dan sampai kapanpun aku tau bahwa dia tidak akan pernah mencintaiku.
Tuhan, jaga dia untukku, buat dia lebih bahagia dari ini. Tuhan, aku tau bahwa kau menyayangiku. Kau membuatku mengerti bahwa semua ini akan berakhir baik-baik saja. Aku siap kembali padaMu Tuhan. Aku akan bersamaMu selamanya.
Terima kasih Tuhan, terima kasih telah memberiku kesempatan untuk hidup didunia ini. Tuhan, maafkan aku yang terlalu ceroboh hingga membuatMu marah dan memanggilku kembali padaMu.

17 Februari 2012
Dear Diary,
Senyuman tadi siang itu membuat hatiku berdebar. Mungkin dia mulai menyadari bahwa aku akan menghilang darinya. Jangan biarkan dia tau. Aku ingin semua berakhir baik-baik saja.
Aku tidak akan kembali, tapi aku akan melihatnya dari sini bersamaMu.

18 Februari 2012
Dear Diary,
Dokter bilang aku akan segera pergi dari dunia ini. Seharusnya dia tidak boleh mengatakan hal seperti itu. Memang siapa dia? Aku marah padanya.
Tuhan, bukankah Kau sangat menyayangiku hingga Kau harus mengambilku kembali? Sekarang aku ikhlas Tuhan, biarkan aku pergi bersamaMu.

19 Februari 2012

Terima Kasih, Tuhan.

3 komentar:

  1. Mengharukan kisahnya. Nice story........

    BalasHapus
  2. bagus ini blog km, dapet template blog dari mana? main ke sini ya www.bukuhidupandre.blogspot.com ada cerita seru, ga nyesel deh kalo dah baca!!

    BalasHapus

Abis blogwalking? Jangan lupa ninggalin jejak disini. Mari berbagi opini dan ilmu di comment box.
Semoga bermanfaat bagi yang membaca~ Salam kenal yaa :D