Minggu, 13 Desember 2015

Is it Karma? - part 2


Rahasia apa lagi yang akan kusimpan? Bersama dengannya saja membuatku tak nyaman. Secepatnya aku harus mengakhiri hubungan yang entah aku sendiri tak merasa bahagia.

"Kamu ngelamunin apa, sih?" 

"Eh, eenngg, anu, istirahatnya udah mau selesai." Kujawab pertanyaannya tanpa memcerna terlebih dahulu apa yang ditanyakan.

"Iya, aku tau kok.."

Kami terdiam selama 1 menit. Jangankan 1 menit, 30 detik saja sudah terasa lama buatku. Kenapa sih dia harus selalu datang ke kelasku saat istirahat? Mengganggu.

"Yaudah, aku balik ke kelas dulu ya. Nanti pulang sekolah ku tungguin di depan gerbang."

Kupaksakan senyumku mengembang dan mengangguk pelan sambil menatapnya hingga menghilang dari balik pintu kelas.


Dita menatapku sinis saat berpapasan dengan dia yang entah kenapa begitu ingin kuhindari. Melihat tatapannya membuatku seperti orang penuh dosa. Padahal yang membuatku melakukan dosa ini adalah dia tapi kenapa dia malah beranggapan seolah aku yang pantas disalahkan? 

"Eh, kamu apain lagi sih dia?" 
Benar saja, Dita langsung menghampiriku dan berusaha mencari tau apa yang terjadi.

"Emang kenapa?"

"Tadi Kak Geri keliatan agak gimana gitu."

"Perasaanmu aja kali. Ga usah sok tau gitu deh."

"Atau jangan-jangan tadi kamu mutusin dia?" Kali ini Dita menatapku kesal.

"Belum, kok."

"Syukurlah," jawabnya sambil tersenyum.

"Mungkin namti pulang sekolah."

Dita memelototiku dan memasang wajah penuh amarah.

"Kenapa sih? Lagian kan ini salahmu juga. Dari awal aku udah ga mau sama dia, kan? Tapi kamu ngotot nyuruh jalanin dulu."

"Yaudahlah, terserah kamu aja." jawabnya sambil melengos pergi.

***
Pelajaran hari ini pun usai. Aku melangkah lesu keluar dari dalam kelas, iya, ini karna laper. Tapi tiba-tiba saja seorang pria dengan wajah manisnya tersenyum lebar menghampiriku. Tak kuhiraukan, kakiku terus melangkah melewatinya.

"Tera, pulang bareng yuk."
Aku menoleh padanya, menatapnya dari ujung kaki hingga ujung rambut. Ah, dia Kak Di. Akhir-akhir ini dia memang cukup sering menyapaku. 
Tanpa pikir panjang, aku pun mengiyakan ajakannya. Kami ngobrol dan tertawa bersama sepanjang koridor sekolah. 

"Eh, tapi kan arah rumah kita berlawanan, Kak. Kok tumben ngajak pulang bareng?" tanyaku tiba-tiba

"Emang kenapa? Nggak boleh? Kan biar cepet sampe rumah. Kamu keliatan laper banget soalnya. Hahah." Jawabnya sambil tertawa pelan

"Ih, apaan sih, Kak," malu-malu aku memeluk perutku. Apa mungkin Kak Di denger suara perutku ya? Ah, nggak mungkin.

Ia mengantarku pulang dengan selamat tanpa kurang satu pun. Entah, aku merasa senang bisa sampai rumah lebih cepat dan tentunya dengan perut penuh berkat Kak Di. Nnngggg tapi sepertinya aku melupakan sesuatu hari ini.

----------------------->

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Abis blogwalking? Jangan lupa ninggalin jejak disini. Mari berbagi opini dan ilmu di comment box.
Semoga bermanfaat bagi yang membaca~ Salam kenal yaa :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...