Senin, 05 Oktober 2015

Is it Karma? - Part 1


Bel sekolah berbunyi.
Semua berlarian keluar kelas. Ada yang menuju kantin, perpus, bahkan bermain bola di lapangan. Sedangkan aku? Hanya duduk menatap keluar jendela kelas dan memilih untuk istirahat diatas meja. Sembari menikmati angin semilir yang menembus celah jendela, suara bising teman-teman yang asik bercerita, kuterlelap.

"Tera mana?" seorang laki-laki dengan gayanya yang sok cool datang menghampiri ruang kelas.

"Biasa, Kak. Tuh lagi tidur." Dita menjawab sambil menatapku yang sedang tertidur.

Laki-laki itu menghampiriku, menatapku sebentar, kemudian membangunkanku dengan halus.

"Tera bangun, makan siang dulu gih. Nanti laper loh", katanya pelan.
Dan aku pun masih terlelap, tak menyadari keberadaannya.

Hingga akhirnya bel berbunyi lagi, tanda istirahat telah usai. Aku bangun dari tidur singkat. Kemudian menemukan beberapa coklat tergeletak diatas mejaku. Senyum simpulku merekah, berkata dalam hati: "terima kasih, kamu."

Hampir 2 bulan kejadian itu terus berulang saat jam istirahat. Teman-teman menatapku iri, menceritakan detail demi detail bagaimana laki-laki itu menatapku selama terlelap. Entah, tapi rasanya aku lebih senang menghabiskan waktuku untuk terlelap dibanding harus mengoceh dengan sesuatu hal yang tidak jelas.

"Teraaaaaaa, siang ini ga diapelin si kakak?" Dita membangunkan sambil mengetok kepalaku.
Aku yang masih belum sadarkan diri hanya menatapnya kesal. Kulihat sekeliling, masih ramai, kulihat lagi diatas meja dan tidak menemukan apapun. Kali ini kudiam.

"Apaan sih, Dit?! Ga usah ganggu deh."

"Ih si Tera ga diapelin langsung cemberut", godanya.

"Enggak, kok. Cemberut kenapa emang? Lagian kan kamu yg nyuruh jadian sama dia," balasku ketus.

"Ssssttttt, aduh, Tera, jangan keras-keras dong ngomongnya."

"Kenapa? Emang bener kan? Lagian kalo ga karena kamu, aku sih ogah jadian sama dia."

"ih, si Tera, omongannya. Belum tau yang namanya karma? Ntar suka beneran baru tau rasa," cibirnya

"Ga mungkin. Btw, udah hampir 2 bulan nih. Ini saatnya kamu bantuin aku biar bisa putus sama dia."

Dita terdiam menatap sekeliling dan berbisik pelan disebelahku, "kamu yakin, Ra?"

Aku mengangguk yakin. Sedangkan ia menghela napas panjang, sangat panjang dan berlalu meninggalkanku.

-----------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Abis blogwalking? Jangan lupa ninggalin jejak disini. Mari berbagi opini dan ilmu di comment box.
Semoga bermanfaat bagi yang membaca~ Salam kenal yaa :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...