Belajarlah

Belajarlah berhitung untuk meraba pengorbanan

Belajarlah memahami untuk mengenal hati yang tulus

Belajarlah memaafkan untuk menjaga perasaan

Belajarlah membaca untuk memperbaiki kesalahan

Kau selalu menuntutku untuk belajar,

lalu kau? Kau hanya sebagai penilai.

Berhentilah bersikap seperti itu,

aku mulai lelah dengan semua rasamu.

Sampai kapan aku berhenti di sini?

Aku akan pergi jika sudah sangat lelah

Aku akan pergi jika kau meminta

Aku akan pergi meninggalkan duniamu

Aku pergi, sekarang juga.

Semoga kau bisa belajar disaat aku telah pergi

Negara Baca - Tulis

Indonesia, (negara tercinta yang selalu saya banggakan) rasanya hampir saja tersingkirkan. Bukan, bukan karena rasa nasionalisme saya yang menurun. Tapi lebih kepada bagaimana saya merasakan sakit hati yang dalam melihat rakyat kecil yang masih merasa di anak-tiri kan.

Potret orang jalanan sudah tak bisa di pungkiri dari negara ini. Lihat saja pada setiap kendaraan yang berhenti pada traffic light, sudah pasti akan di todong dengan berbagai hiburan dari anak-anak jalanan. Mulai dari pengamen kecil, pengemis, hingga penjual koran bertebaran disana. Tidak hanya di traffic light, coba perhatikan di pinggiran kota, di terminal, di bawah jembatan yang kumuh, serta di tempat-tempat tidak nyaman lainnya. Mereka dengan senyum bahagia menjalani profesi sebagainya.

Too Weak To Dance - Melawan Perasaan

Terjadi kini tentang teduh
Sinar bersahabat yang datang
Menggantikan matahari terik
Yang kemarin selalu mengiringi

Paramore - Hear You Me [Jimmy Eat World cover]

There's no one in town I know

You gave us some place to go.

I never said thank you for that.

I thought I might get one more chance.

Dan akhirnya

Bekas luka ini kembali menyapa,
menghembuskan bau kenangan.
Lembarannya bertebaran dihati,
meninggalkan sakit yang pilu.

Novel MADDAH - Risa Saraswati

MADDAH, buku kedua yang baru saja diterbitkan oleh teh RISA SARASWATI ini sedikit berbeda dengan buku pertamanya----DANUR. Sebenarnya tidak berbeda jauh dengan buku pertamanya. Dibuku kedua ini teh Risa masih bercerita mengenai kelima sahabatnya---Peter, William, Hans, Janshen, dan Hendrick. Juga bercerita tentang teman-temannya yang lain.