Kau belum baca bagian 1? Coba mampirlah kalau sempat ke sini --> http://indytatiana.blogspot.co.id/2016/01/kita-di-tahun-2004-bagian-1-surat.html
Kali ini kutulis cerita kita sambil makan mie instan ditemani rintik hujan sambil mendengarkan lagu-lagu lawas kala itu. Kau ingat? Tentu saja tidak, karena kita bahkan tidak punya lagu favorit.
***
Kali ini kutulis cerita kita sambil makan mie instan ditemani rintik hujan sambil mendengarkan lagu-lagu lawas kala itu. Kau ingat? Tentu saja tidak, karena kita bahkan tidak punya lagu favorit.
Baiklah, akan kumulai lagi, kau siap?
Saat itu, beberapa hari setelah kita memutuskan untuk menjalin cerita, kau sering datang membawakanku coklat. Tentu saja kau tidak memberikannya langsung padaku, kau titipkan coklat itu ke temanmu, kemudian temanmu menitipkannya lagi ke temanku, lalu berakhir sampai kepadaku. Kita masih aktif berkirim surat juga waktu itu.
Kita seperti hidup di jaman Galih & Ratna, bukan? Harusnya saling berkirim pesan via handphone yang saat itu memang sudah eksis. Tapi ada beberapa hal yang menyebabkan itu tidak mungkin terjadi. Kau mau cerita, kenapa? Semoga sih tidak. Hahahaha.
Coklat-coklat yang kau berikan setiap istirahat itu selalu kucicipi sedikit, selebihnya teman-temanku yang melahapnya habis. Sedikit tidak ingin berbagi apa yang kau beri padaku kepada yang lain, tapi entah kenapa saat itu rasanya aku harus berbagi dengan mereka.
Kau ingat tidak saat kita bertukar binder? Kau bilang aku bisa menulis apapun yang aku mau disitu. Lalu setelah kutulis, kukembalikan padamu. Kau pun menulis apa yang kau rasakan di binder itu, kemudian kau berikan lagi padaku. Begitu seterusnya. Aku bahkan meringis pelan saat mengingat hal itu. Kalau saat ini kita masih seperti itu mungkin anak-anak gaul di luar sana akan menyebut kita "alay". Hahaha. Kalian setuju, kan?
Semua berjalan biasa saja. Kau sangat nakal kala itu. Benar-benar nakal.
--- Kalian tau kan bagaimana anak nakal di sekolah yang tidak pernah rapi dan berkelompok (sebut saja kelompok itu "geng").
Hei, kau tidak usah membela diri kalau dulu kau bukanlah anak nakal. Sudahlah, kau harus mengakuinya. Jangan terlalu banyak alasan, hahahah
Aku bahkan tak pernah membayangkan bahwa kau akan menjadi cinta monyet pertamaku, di luar dugaan. Ah ya, kau masih terlihat manis di tahun 2004 dulu. Apa kau juga masih sama seperti 12 tahun lalu? :p
Akan kulanjutkan ceritanya. Hanya selang beberapa minggu kala itu, kau berteriak keras di jendela kelas saat jam Fisika. Kau benar-benar gila. Kau membuat semua mata menatapku iri saat itu. Bagaimana tidak, kau mengintipku dari jendela kelas dan berteriak "I Love You, Kamu" (ganti saja kamu itu dengan namaku, karna aku sangat malu untuk menulisnya, heheheh).
Bukan hanya teman sekelas tapi juga guru Fisika yang saat itu sedang mengajar menatapku kesal. Bukan salahku sepenuhnya, kan? Salahmu yang mengendap-endap di bawah jendela dan muncul kepermukaan hanya untuk mengatakan hal konyol semacam itu.
Ruang kelas sangat ramai, semua berbisik menatapku. Kau tau tidak? Aku sangat malu saat itu. Kau memang benar-benar konyol. Tapi aku suka mengenangmu. Hahahahahah
Ah iya, setelah kejadian itu apa aku datang memarahimu? Kurasa tidak. Aku bahkan hampir lupa kalau kau sering berbuat konyol saat bersamaku dulu. Begitu konyol hingga membuatku tertawa saat mengingatnya.
Kuceritakan bagian ini juga, apa kau ingat? Atau jangan-jangan saat itu bukan kau yang berteriak? Apa mungkin dia laki-laki lain yang sering menulis namaku dengan namanya di salah satu komputer yang di lab komputer? Entahlah, kau harus mengaku suatu saat nanti. Kau paham, kan? Jangan tertawa, kau akan kuhukum nanti.
------------------------------ bagian 3: Bulan Ramadhan
Semua berjalan biasa saja. Kau sangat nakal kala itu. Benar-benar nakal.
--- Kalian tau kan bagaimana anak nakal di sekolah yang tidak pernah rapi dan berkelompok (sebut saja kelompok itu "geng").
Hei, kau tidak usah membela diri kalau dulu kau bukanlah anak nakal. Sudahlah, kau harus mengakuinya. Jangan terlalu banyak alasan, hahahah
Aku bahkan tak pernah membayangkan bahwa kau akan menjadi cinta monyet pertamaku, di luar dugaan. Ah ya, kau masih terlihat manis di tahun 2004 dulu. Apa kau juga masih sama seperti 12 tahun lalu? :p
Akan kulanjutkan ceritanya. Hanya selang beberapa minggu kala itu, kau berteriak keras di jendela kelas saat jam Fisika. Kau benar-benar gila. Kau membuat semua mata menatapku iri saat itu. Bagaimana tidak, kau mengintipku dari jendela kelas dan berteriak "I Love You, Kamu" (ganti saja kamu itu dengan namaku, karna aku sangat malu untuk menulisnya, heheheh).
Bukan hanya teman sekelas tapi juga guru Fisika yang saat itu sedang mengajar menatapku kesal. Bukan salahku sepenuhnya, kan? Salahmu yang mengendap-endap di bawah jendela dan muncul kepermukaan hanya untuk mengatakan hal konyol semacam itu.
Ruang kelas sangat ramai, semua berbisik menatapku. Kau tau tidak? Aku sangat malu saat itu. Kau memang benar-benar konyol. Tapi aku suka mengenangmu. Hahahahahah
Ah iya, setelah kejadian itu apa aku datang memarahimu? Kurasa tidak. Aku bahkan hampir lupa kalau kau sering berbuat konyol saat bersamaku dulu. Begitu konyol hingga membuatku tertawa saat mengingatnya.
Kuceritakan bagian ini juga, apa kau ingat? Atau jangan-jangan saat itu bukan kau yang berteriak? Apa mungkin dia laki-laki lain yang sering menulis namaku dengan namanya di salah satu komputer yang di lab komputer? Entahlah, kau harus mengaku suatu saat nanti. Kau paham, kan? Jangan tertawa, kau akan kuhukum nanti.
------------------------------ bagian 3: Bulan Ramadhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Abis blogwalking? Jangan lupa ninggalin jejak disini. Mari berbagi opini dan ilmu di comment box.
Semoga bermanfaat bagi yang membaca~ Salam kenal yaa :D